Kita kembali diingatkan akan hal tersebut karena apabila dilihat dari proses berpikir, pikiran kita itu munculnya jutaan, bahkan dikatakan triliunan kali per detik. Dia cepat sekali dan muncul melalui pancaindra. Sayangnya, proses berpikir yang kita sadari hanya antara 2-5%. Sedangkan yang lainnya itu, sekitar 95%, kita lakukan dengan bereaksi setengah sadar ataupun di bawah sadar, bisa berupa reaksi pikiran yang baik ataupun justru yang buruk.
Mari kita tinjau contoh berikut ini. Begitu kita bangun pagi, kita sadar oh saya bangun. Sesaat setelah kita sadar dengan diri kita maupun badan kita. Kita sadar rasanya kok seperti kurang enak, “misalnya, ingin buang air kecil begitu”, lalu kita pergi dari tempat tidur kita dan menuju ke kamar mandi. Seakan-akan, pikiran sadar kita sudah berada di kamar mandi. Namun, ketika kita turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi, kita tidak sadari pergerakan kaki kita, baik kaki kita yang kiri ataupun yang kanan. Begitu sadar, kita sudah berada di kamar mandi. Contoh yang sederhana ini memberikan gambaran terkait teknis kemunculan pikiran bawah sadar kita yang sering kali luput dari perhatian.
Jadi, dalam kehidupan sehari-hari banyak yang seperti itu. Contoh yang lain, ketika kita ingin makan, umpamanya, kita mengisi sendok dengan nasi, sambal sedikit dan sayur. Kita memang sadar ketika memilih makanan tersebut. Namun, selagi kita memasukkan makanan tersebut ke mulut, lalu telinga kita mendengarkan kawan kita yang berada di depan yang sedang kita ajak makan. Kemudian, mata kita pun sedang melihat mereka, sedangkan mulut kita justru sedang asyik mengunyah makanan tersebut. Itupun yang menggerakan merupakan pikiran di bawah sadar kita. Jadi, banyak sekali di kehidupan kita itu, kita lakukan menggunakan pikiran bawah sadar.
Apalagi kalau dalam kehidupan sehari-hari, kita memiliki kegiatan yang begitu banyak. Mungkin saja kita kalah, hal-hal yang kita sadari 2-5% itu memang baik, tapi sisanya yang 95% itu kemungkinan besar merupakan pikiran yang buruk. Kita berpikir ini, berpikir itu. Dengan kata lain, pikiran kita begitu liar. Oleh karena itu, kita kalah.
Contoh yang baik andaikan kita sedang berlatih untuk bermain tenis meja. Mula-mula kan hari pertama kita diajarkan bagaimana cara service, malakukan smash, baik ke arah kiri ataupun kanan, lalu mempelajari cara mempelintir bolanya biar hasil pukulan kita tidak mudah untuk dikembalikan oleh lawan. Tentu saja, supaya bisa bermain tenis meja di level tersebut, diperlukan latihan beberapa hari dengan penuh perhatian, sungguh-sungguh, dan kita harus sadar dalam melakukannya. Akan tetapi, lama-lama, setelah beberapa hari atau beberapa minggu, ketika kita main tenis meja, sambil ngomong-ngomong dengan teman pun bisa. Jadi, setengah sadar dan di bawah sadar kita sudah ikut bermain tenis meja.
Kehidupan juga serupa dengah hal tersebut. Jika kita rajin melatih pikiran yang baik, dalam hal ini yaitu pikiran yang harmonis. Setiap hari kita latih dengan bermeditasi. Kita meluangkan waktu dan menyempatkan diri untuk berlatih menguatkan pikiran yang harmonis. Nanti dalam hidup, dalam bertanding dalam hidup, mungkin kegiatan 2-5% kita sudah bagus. Nah di bawah sadar kita yang 95%, karena kita latih setiap hari, ada kemungkinan banyak bagusnya juga, kita reflek sehingga kesehatan dan ketenangan bisa kita peroleh. Jadi, dalam hal ini, yaitu dalam bermeditasi, hidup adalah pertandingan, maksudnya harus dilatih supaya kita berhasil memenangkan pertandingan dalam proses kehidupan ini. Dengan kata lain, dalam hidup, kita berhasil memunculkan lebih banyak pikiran yang baik, dibandingkan pikiran yang buruk.
Agar kita memenangkan pertandingan tersebut, usahakanlah berlatih meditasi setiap hari. Mungkin 30 menit ataupun 45 menit, sehingga dalam menghadapi proses kehidupan, lebih banyak pikiran baik yang muncul untuk menjaga diri kita.
Dalam hal apapun, jika kita mengetahui tujuannya, semangat akan muncul dengan sendirinya. Selanjutnya, Lakukanlah dengan tekun dan evaluasi dengan baik, maka kesuksesan akan kita peroleh. Sudahkah kita melatih pikiran agar kuat memegang tujuan/cita-cita kita?

“If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of hundred battles.
Sun Tzu. The Art of War
If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat.
If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle.”

Leave a Reply